Nama : Reza Amalia Priyantina.
NIM : 10410100110
Dosen : Didiet Anindita A
Systems Analiyst
Analis
sistem(system analyst) adalah orang yang menganalisis sistem (mempelajari
masalah-masalah yang timbul dan menetukan kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem)
untuk mengidentifikasikan pemecahan yang beralasan. Sebutan lain untuk analis
sistem ini adalah analis informasi (information analyst), analis bisnis
(business analyst), perancang sistem (system designer), konsultan sistem
(system consultant) dan ahli teknik sistem (system engineer).
Analis sistem berbeda
dengan pemogram. Pemogram (programmer) adalah orang yang menulis kode program
untuk suatu aplikasi tertentu berdasarkan rancang bangun yang telah dibuat oleh
analis sistem. Akan tetapi ada juga analis sistem yang melakukan tugas-tugas
seperti pemrogram dan sebaliknya ada juga pemrogram yang melakukan tugas-tugas
yang dilakukan oleh analis sistem. Orang yang melakukan tugas baik sebagai
analis sistem maupun pemrogram disebut analis / pemrogram (analyst /
programmer) atau pemrogran/ analis (programmer/analyst).
Analis
sistem harus mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian yang khusus. Beberapa
analis sistem setuju bahwa pengetahuan-pengetahuan dan keahlian berikut ini
sangat diperlukan bagi seorang analis sistem yang baik :
1.
Pengetahuan
dan keahlian tentang teknik pengolahan data, tekonologi computer dan
pemrograman computer:
a. Keahlian
teknik yang harus dimiliki adalah termasuk keahlian dalam penggunaan alat dan
teknik untuk pengembangan perangkat lunak aplikasi serta keahlian dalam
menggunakan computer.
b. Pengetahun
teknik yang harus dimiliki meliputi pengetahuan tentang perangkat keras
computer, teknologi komunikasi data, bahasa-bahasa computer, sistem operasi,
utilites dan paket-paket perangkat lunak lainnya.
- Pengetahun tentang bisnis secara umum
Aplikasi
bisnis merupakan aplikasi yang sekarang paling banyak diterapkan, maka analis
sistem harus mempunyai pengetahuan tentang ini. Pengetahuan ini dibutuhkan
supaya analis sistem dapat berkomunikasi dengan pemakai sistem. Pengetahun
tentang bisnis ini meliputi akuntansi keuangan, akuntansi biaya, akuntansi
manajemen, sistem pengendalian manajemen, pemasaran,produksi, manajemen
personalia, keuangan, tingkah laku organisasi, kebijakan perusahaan dan
aspek-aspek bisnis lainnya.
- Pengetahun tentang metode kuantitatif
Dalam
membangun model-model aplikasi, analis sistem banyak menggunakan metode-metode
kuantitatif, seperti misalnya pemrograman linier (linier programming),
pemrograman dinamik (dynamic programming), regresi (regression), network, pohon
keputusan (decision tree), trend, simulasi dan lain sebagainya.
- Keahlian pemecahan masalah
Analis
sistem harus mempunyai kemampuan untuk meletakkan permasalahan-permasalahan
komplek yang dihadapi oleh bisnis, memecah-mecah masalah tersebut ke dalam
bagian-bagiannya, menganalisisnya dan kemudian harus dapat merangkainya kembali
menjadi suatu sistem yang dapat mengatasi permasalahan-permsalahan tersebut.
- Keahlian komunikasi antar personil
Analis
sistem harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik secara
tertulis. Keahlian ini diperlukan di dalam wawacara, presentasi, rapat dan
pembuatan lapoaran-laporan.
- Keahlian membina hubungan antar personil
Manusia
merupakan faktor yang kritis didalam sistem dan watak manusia satu dengan yang
lainnya berbeda. Analis sistem yang kaku dalam membina hubungan kerja dengan
personil-personil lainnya yang terlibat, akan membuat pekerjaannya menjadi
tidak efektif. Apalagi bila analis sistem tidak dapat membina hubungan yang
baik dengan pemakai sistem, maka akan tidak mendapat dukungan dari pemakai
sistem atau manajemen dan kecenderungan pemakai sistem akan mempersulitnya.
System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC adalah
tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer
dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
1. Melakukan
survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2. Mempelajari dan
menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan
permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi
atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang
sistem informasi baru
7. Membangun
sistem informasi baru
8.
Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan
melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
System
Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem
melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan
banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain,
spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize &
stabilize.
Dengan siklus
SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem
yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.
Dalam sebuah
siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain
mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah
Analisis sistem,
yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian
mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat
perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem
Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja
manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem
informasi
Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem
informasi dengan menulis program yang diperlukan
Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap
sistem yang telah dibuat
Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan
dan memelihara sistem yang telah dibuat
Siklus
SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah
keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang
bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan
perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar
dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau
kembali ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang
yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan
pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control
dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan
quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas
sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik
akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem.
Untuk lebih jelasnya silahkan DOWNLOAD saja disini........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar